Skip to main content
Anda telah berada di akhir bab. Anda telah mempelajari berbagai macam skill (keterampilan) yang menjadi tanggung jawab seorang  UX Designer. Namun, perlu diketahui bahwa memiliki skill saja tidak cukup untuk menjadi UX Designer Profesional, Anda juga harus memiliki kompetensi berupa sikap kerja dan pengetahuan dasar. Apa saja itu? Berikut ini adalah empat kompetensi yang perlu Anda ketahui:

Task Management Skill

Merupakan keterampilan untuk mengelola tugas yang datang dalam waktu bersamaan. Lalu apa yang harus kita lakukan jika menemui masalah demikian? Jawabannya adalah menentukan prioritas terhadap pekerjaan kita. Untuk menentukan prioritas kerja, Anda bisa memanfaatkan kuadran prioritas. Kuadran prioritas yaitu teknik untuk mengategorikan tugas berdasarkan urgensi dan waktunya. Jadi, terdapat empat bagian dalam kuadran prioritas, yaitu:
  1. Penting dan mendesak
  2. Penting namun tidak mendesak
  3. Mendesak namun tidak penting
  4. Tidak penting dan tidak mendesak.
Dengan membagi tugas dalam empat bagian ini, Anda menjadi lebih tahu pekerjaan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

Contingency Management Skill

Merupakan keterampilan mengelola atau mengatasi masalah-masalah berpotensi menghambat atau mengganggu rutinitas kerja. Sebagai contoh, apa yang kita lakukan pada riset mungkin tidaklah semulus yang kita rencanakan. Contohnya seperti jumlah partisipan mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi Anda, partisipan yang tidak mengisi survei dengan lengkap, dan partisipan yang mengisi asal-asalan. Dari sisi tools (dalam hal ini Maze) mungkin terjadi error atau terdapat bug. Dalam hal seperti ini, Anda harus memikirkan contingency plan. Contingency plan adalah suatu tindakan alternatif yang dipersiapkan ketika tindakan utama yang direncanakan untuk melakukan sesuatu gagal atau terhambat oleh berbagai faktor, kita sering menyebutnya sebagai Plan B. Sebagai contoh, ketika jumlah partisipan kurang, tambahkan insentif supaya orang mau mengisi survei Anda. Kemudian untuk partisipan yang mengisi asal-asalan dan tidak lengkap, Anda bisa mengecualikan data tersebut di hasil akhir riset.

Job/Role Environment Skill

Merupakan kemampuan untuk berkolaborasi dengan lingkungan kerja. Perlu diketahui bahwa UX Designer tidak akan bisa bekerja sendirian, hal ini karena pekerjaan ini sering berhubungan dengan tim lain. Sebagai contoh jika ingin membuat aplikasi pemesanan kopi, perusahaan besar biasanya membagi pekerjaan berdasarkan keahliannya. Misalnya UX Researcher bertugas untuk meriset kebutuhan pengguna, Interaction Designer memikirkan bagaimana alur yang mudah, Visual Designer membuat desain yang menarik, dan Engineer mengubah desain menjadi aplikasi yang bisa dipakai. Sebagai contoh untuk berkolaborasi dengan Engineer, jangan hanya memikirkan desain dari sisi estetikanya saja. Namun, kita juga perlu memikirkan apakah desain ini bisa diterapkan secara teknologi atau tidak. Apabila tidak bisa, maka kita perlu berkomunikasi secara intens untuk membuat desain yang lebih feasible.

Transfer Skill

Merupakan keterampilan dalam beradaptasi dengan situasi yang berbeda. Sebagai contoh pada masa pandemi, banyak perusahaan yang mengubah kebijakan dari Work From Office (WFO) menjadi Work From Home (WFH). Nah, walaupun bekerja dari rumah, Anda harus tetap memberikan hasil yang sama seperti kerja di kantor. Anda harus bekerja sesuai dengan kesepakatan waktu yang diberikan. Anda juga harus tetap bisa berkomunikasi dengan lisan maupun tulisan dengan baik supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman.