Memikirkan Edge Case
Dalam membuat desain produk, biasanya kita sudah mendefinisikan happy path, yakni skenario ketika pengguna berhasil mencapai tujuan dengan lancar sesuai dengan ekspektasi. Anda sudah melakukannya dengan membuat User Journey Map. Namun, perlu diketahui bahwa ada skenario lain yang juga perlu perhatikan, yaitu skenario Edge Case. Edge Case adalah kejadian yang jarang terjadi pada suatu alur, tetapi bisa membuat pengguna mengalami frustasi. Misalnya, pada sebuah form pendaftaran akun, ketika data dikirimkan tiba-tiba muncul notifikasi error dan semua data direset. Masalahnya adalah tidak ada pesan yang menunjukkan kesalahannya di mana. Pengguna yang tidak tahu salahnya terkadang harus mengulang dan menulis kembali data beberapa kali. Setelah berhasil, ia baru sadar kalau ternyata format tanggal yang diberikan berbeda dengan yang diinginkan sistem. Selain dalam hal teknis seperti di atas, ada juga Edge Case yang bersifat nonteknis, contohnya pada foto profil sebuah sosial media. Orang dapat sembarangan mengunggah foto yang bersifat ofensif atau tidak senonoh. Hal ini tentu tidak diinginkan oleh pengguna lain dan pemilik aplikasi. Namun, nyatanya hal itu bisa terjadi, itulah yang disebut dengan Edge Case. Dari sini kita tahu bahwa memperhatikan Edge Case adalah hal yang penting untuk memastikan pengguna selalu di jalur happy path-nya.Memikirkan Faktor Manusia dan Psikologi
Apabila Anda memikirkan faktor manusia dan psikologi, desain Anda akan sangat bermanfaat untuk pengguna. Berikut ini adalah beberapa faktor manusia yang memengaruhi desain:- Tidak sabar
- Memori terbatas
- Mudah terganggu
- Pilihan bagus! Barang kamu akan sampai di depan pintumu dalam 5 hari.
- Barang telah dikirim. Estimasi tiba 5-7 hari.
- Von Restorff Effect : Ketika ada beberapa objek yang mirip, dan terdapat satu yang berbeda, maka kemungkinan akan lebih mudah diingat. Contohnya yaitu dengan memberikan warna Call-to-action (CTA) yang kontras supaya orang mau memilih tombol tersebut.
- Serial Position Effect : Ketika orang diberikan banyak list, ia akan cenderung mengingat yang paling awal dan akhir saja. Itulah mengapa kebanyakan CTA diletakkan di awal dan akhir website.
- Hick’s Law : Semakin banyak opsi yang diberikan, semakin lama pengguna menentukan keputusan. Jadi, buatlah pilihan sedikit saja, misal dalam pemilihan paket langganan.
Menentukan Value Proposition
Value proposition adalah nilai esensial pada suatu produk yang menjadi alasan mengapa pengguna memilih dan memakai produk Anda. Dengan memiliki value proposition yang baik, orang akan mudah mengingat produk Anda. Sebagai contohnya adalah Gmail. Ketika Google memulai debutnya dengan Gmail pada tahun 2004, mereka memasuki pasar layanan email gratis yang sudah ramai. Gmail menawarkan fitur sebagai berikut:- Mengirim dan menerima email secara gratis.
- Pengurutan dan pencarian email dengan mudah.
- Penyaringan spam.
- Tampilan percakapan email.
- Penyimpanan 1 GB.
- Deskripsikan fitur produk Anda dan manfaatnya.
- Eliminasi fitur yang bukan merupakan fitur utama.
- Pilih fitur yang penting dan benar-benar dibutuhkan pengguna.
- Lihat fitur yang tidak dimiliki oleh kompetitor.