Skip to main content
Setelah mempelajari elemen dasar dalam desain visual dan cara mengaturnya, sekarang kita lanjut untuk belajar prinsip desain visual. Dengan menerapkan prinsip ini, desain yang Anda buat akan lebih enak dipandang. Apa saja prinsip tersebut? Yuk, kita kupas satu per satu.

Emphasis

Emphasis adalah suatu penekanan untuk memancing perhatian. Bayangkan seseorang yang berpidato tetapi nadanya datar-datar saja tanpa ada penekanan, pasti akan membosankan, bukan? Begitu juga dengan desain, penekanan diperlukan untuk membuat desain semakin menarik dan mengarahkan pembaca pada titik fokus tertentu, bisa berupa tombol atau kata tertentu. Lalu, bagaimana caranya? Anda bisa memberikan penekanan pada suatu elemen dengan memberikan warna yang kontras, memperbesar ukuran, menggunakan tekstur, dan menebalkan kata. Penekanan ini tidak boleh sembarangan karena Anda harus menyesuaikannya dengan kebutuhan bisnis dan pengguna. Sebagai contoh, lihatlah desain pada halaman keranjang ini:
dos:ad9baabe83b24d19a7ace06555dfe08f20211005162728.jpegDi sini kita memperbesar ukuran dan menebalkan teks pada nama serta harga karena itulah yang paling dibutuhkan pengguna. Informasi tentang kustomisasi tetap ada, tetapi cukup dengan ukuran yang biasa saja, karena itu hanya informasi tambahan. Selanjutnya di sini juga diberikan warna pada tombol “Pesan” karena inilah tujuan utama pada halaman ini yang akan berguna untuk kebutuhan bisnis.

Hierarchy

Hierarchy adalah prinsip visual desain untuk mengurutkan elemen berdasarkan seberapa pentingnya. Dengan adanya Hierarchy ini, pengguna akan lebih cepat fokus dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hal ini sama seperti ketika membuat dokumen, terdapat tingkatan-tingkatan dalam menuliskan judul seperti ini:
dos:e37efa4d9358033aea2a70be1df841a520211005162728.jpeg
Supaya lebih paham, lihatlah kedua desain ini:
dos:e4600f2af715a84d5e2643bc6a960e5720211005162728.jpeg
Cobalah untuk mencari bagian “Promo” dengan cepat. Tentu desain yang menggunakan hirarki lebih cepat, bukan?

Proportion

Scale dan proportion adalah dua hal yang berbeda tetapi saling berkaitan. Scale adalah konsep yang menjelaskan hubungan antara elemen tertentu dengan elemen lainnya. Sedangkan Proportion adalah konsep yang menjelaskan apakah perbedaan ukuran suatu elemen proporsional dan masuk akal atau tidak. Sebagai contoh, lihatlah fitur untuk menambah dan mengurangi jumlah pesanan ini: dos:4ce663acf05f5ad9332dafc55781f3d020211005162727.jpeg Jika salah satu ukuran tombol diubah, desain menjadi tidak proporsional dan tidak enak dilihat. Oleh karena itu, memastikan proporsi pada desain menjadi seimbang adalah hal yang perlu diperhatikan. Pastikan juga ukuran elemen memiliki besar yang sama pada halaman yang berbeda.

Unity & variety

Unity adalah teknik untuk mengumpulkan elemen supaya terlihat selaras dan menjadi satu kesatuan. Sedangkan Variety adalah teknik untuk membuat variasi supaya desain terlihat menarik dan tidak terlihat monoton. Sebagai contoh dari Unity dapat dilihat dari aplikasi Youtube Music berikut: dos:c776be20ae44b5256d3800b0555d8f4420211005162732.jpeg Seperti pada video rekomendasi, walaupun terdapat berbagai macam komponen seperti gambar, teks judul, dan nama artis. Namun, ia tetap seperti sebuah satu kesatuan elemen. Konsistensi juga berperan penting di sini, dengan menggunakan jenis dan ukuran huruf yang sama untuk header, desain tampak serasi dan terkesan sama. Kemudian untuk contoh dari Variety dapat dilihat pada aplikasi Google Photos berikut: dos:35f4f9dc8b5b2712b8db0d86488e60a220211005162728.jpeg Biasanya sebuah galeri memiliki jumlah kolom yang sama, tetapi di sini ada satu baris yang hanya menggunakan satu kolom yang menjadi pembeda dari elemen lainnya. Jadi tidak monoton kan? Pada tahap wireframe, mungkin Anda tidak memikirkan tentang beberapa teknik yang disebutkan tadi. Namun, ketika membuat mockup, inilah saatnya menerapkan prinsip-prinsip tadi untuk membuat desain yang menarik. Selamat berkreasi!