Skip to main content
Transkrip Kembali lagi dengan saya, Aan. Mari kita tinjau kembali apa saja yang telah kita pelajari sebelumnya. Pertama, Anda telah memahami cara berempati kepada pengguna untuk mengetahui kebutuhannya. Kedua, Anda juga telah mendefinisikan masalah pengguna dengan membuat sebuah Problem Statement. Terakhir, kita juga telah mengeksplorasi ide untuk mendapatkan solusi dengan berbagai metode, seperti How Might We dan Crazy Eight. Nah, pada materi ini kita akan masuk ke langkah yang paling menarik dan ditunggu-tunggu dari Design Thinking, yaitu Prototype.dos:f4661f0810f56a5b74167fccb87d7a4520211001143311.png Pada tahap Prototype, Anda akan membuat rancangan desain yang dapat diuji coba berdasarkan ide yang sudah dibuat. Prototipe ini diharapkan dapat mendemonstrasikan bagaimana alur dan pengalaman dari produk yang akan dibuat. Prototype juga berfungsi untuk menghemat biaya produksi karena kita bisa memvalidasi kebutuhan pengguna sebelum aplikasi benar-benar dibuat. Coba bayangkan berapa besar biaya yang dikeluarkan jika kita asal merilis aplikasi, tetapi akhirnya tidak dipakai oleh pengguna. Selain itu, prototype juga akan menjawab beberapa pertanyaan seperti:
  • Apakah rancangan aplikasi sudah menyelesaikan masalah?
  • Apakah alur aplikasi dan navigasi sudah mudah digunakan?
  • Apakah ada hal yang perlu diperbaiki?
  • dan sebagainya.
Lalu, bagaimanakah cara membuat sebuah prototipe aplikasi? Berikut beberapa langkah pembuatan prototipe yang nantinya akan Anda pelajari:
  • Merancang User Flow
  • Menggambar Storyboard
  • Membuat Wireframe Menggunakan Kertas
  • Membuat Wireframe Secara Digital
  • Membuat Mockup
  • Membuat High-Fidelity Prototype.
Bagaimana? Apakah ada istilah baru lagi yang membuat Anda penasaran? Tak perlu berlama-lama. Yuk kita mulai belajar!