Skip to main content
Sebelum Anda masuk ke detail desain aplikasi secara langsung, akan lebih baik jika Anda membuat alur cerita terlebih dahulu dengan membuat papan cerita (Storyboard). Storyboard adalah serangkaian sketsa yang menunjukkan bagaimana perilaku pengguna terhadap produk. Storyboard ini memudahkan Anda dalam memvisualisasikan solusi yang sudah terpikirkan sebelumnya menjadi cerita yang lebih mudah dicerna.
202108161201232dc74acfa126ace6edb4edd5c088550a.jpeg
Pernahkah Anda mendengar Storyboard yang digunakan dalam pembuatan film? Ya, sekilas Storyboard yang akan kita buat mirip seperti itu. Anda akan membuat adegan demi adegan yang berurutan supaya orang lain paham dengan cerita yang ingin dibangun. Storyboard yang asli mungkin memiliki banyak adegan, tetapi di sini Anda hanya fokus untuk membuat adegan yang penting saja. Sebelum membuat Storyboard, mari kita berkenalan dulu dengan empat elemen penting dalam pembuatan Storyboard, yaitu:
  1. Karakter : Tokoh dalam cerita.
  2. Adegan (scene) : Membantu membayangkan keadaan pengguna pada langkah tertentu.
  3. Plot : Cerita yang menjelaskan manfaat dari solusi desain yang dibuat.
  4. Narasi : Menggambarkan masalah pengguna dan bagaimana solusi untuk menyelesaikannya.
Nah, sekarang mari kita lihat contoh template dalam membuat Storyboard berikut: 20210816120210fa49bb1c5acd0d5c326afb5e2ff483bd.jpeg Anda dapat mengisi pada kolom skenario dengan narasi yang menggambarkan masalah pengguna yang akan diselesaikan. Kemudian pada setiap bingkai baru, buat sketsa urutan kejadiannya, mulai dari pojok kiri atas ke arah kanan. Selanjutnya di bagian bawah sketsa, tambahkan penjelasan mengenai sketsa tersebut, terutama untuk suatu hal yang sulit diungkapkan dengan gambar.

Jenis Storyboard

Sebelum melangkah lebih jauh, Anda perlu mengetahui terlebih dahulu dua jenis Storyboard, yaitu:
  • Big picture
    Storyboard yang fokus pada bagaimana pengguna akan menggunakan produk dalam kehidupan sehari-harinya dan manfaat yang ia dapatkan. Dengan membuat Storyboard jenis ini, Anda dapat memahami pengalaman dan emosi pengguna secara menyeluruh, seperti bagaimana dan mengapa mereka menggunakan produk. Ingat kembali bahwa memahami perasaan pengguna adalah hal yang esensial dalam proses mendesain. Storyboard ini cocok digunakan untuk mempresentasikan ide ke stakeholder supaya mereka paham dengan ide Anda secara keseluruhan.
    Berikut ini adalah contoh big picture Storyboard dari aplikasi pemesanan kopi:
    20210816120335a33f5ebf0204e99888c9615c65752c2e.jpeg
  • Close-up
    Storyboard yang fokus pada bagaimana produk tersebut bekerja secara detail, seperti apa saja yang bisa dilakukan pada suatu halaman, apa yang perlu dilakukan pengguna untuk ke halaman selanjutnya, dsb. Storyboard ini cocok untuk memperlihatkan seberapa praktis desain yang dibuat.
    Berikut ini adalah contoh close-up Storyboard dari aplikasi pemesanan kopi:
    20210816120309d21e3f2b442695e040fd532182c8a912.jpeg
Perlu diketahui bahwa sebagai UX Designer, Anda mungkin diminta untuk membuat kedua jenis Storyboard tersebut. Jadi pahami baik-baik ya perbedaannya!

Latihan Membuat Storyboard

Anda sudah paham tentang pengertian dan jenis-jenis Storyboard. Sekarang saatnya Anda untuk praktik membuat Storyboard berdasarkan studi kasus Anda masing-masing. Berikut ini adalah langkah-langkahnya:
  1. Sebelum memulai, lihat kembali data-data yang sudah Anda buat sebelumnya, seperti User Persona, User Journey Map, Problem Statement, dan Goal Statement.
  2. Buka template Storyboard berikut:
    Storyboard Template
  3. Cetak berkasnya pada kertas sebanyak dua kali. Satu untuk big picture Storyboard dan satu lagi untuk close-up Storyboard.
  4. Tuliskan pada bagian skenario sebuah narasi yang berisi solusi dari masalah pengguna yang ingin diselesaikan.
  5. Buat satu ide per panel.
    1. Untuk big picture Storyboard, panel pertama berisi awal cerita, panel selanjutnya berisi langkah yang dilakukan pengguna. Jangan lupa masukkan emosi pengguna pada setiap panel, seperti wajah sedih ketika menemukan pain point dan wajah senang ketika menemukan solusi.
    2. Untuk close-up Storyboard, panel awal berisi halaman awal aplikasi, kemudian dilanjutkan dengan aksi-aksi yang perlu dilakukan pengguna untuk mencapai tujuannya.
  6. Scan atau foto hasil gambar tersebut dan simpan di tempat yang aman supaya ketika sewaktu-waktu dibutuhkan, Anda dapat langsung mengaksesnya.