Kita telah mengetahui pentingnya mengidentifikasi dan menghilangkan hal-hal yang berantakan dari visual yang dibuat. Walaupun dengan cara tersebut kita dapat mengurangi beban kognitif audiens, namun kita juga perlu memfokuskan kemampuan kognitif mereka sehingga dapat cepat menangkap cerita yang ingin kita sampaikan melalui visualisasi data. Sebagai contoh, kita telah sukses mengurangi beban kognitif dari 100% menjadi 50% sehingga informasi penting tidak terlewat. Walaupun sudah sukses dikurangi, namun manusia tetap butuh waktu untuk memahami visual. Waktu memahami visual tersebut dapat kita kurangi dengan menekankan prinsip preattentive attributes.Preattentive attributes adalah komponen atau atribut visual yang langsung tertangkap perhatian kita secara tanpa sadar. Pada bagian ini kita akan mengeksplorasi bagaimana atribut tersebut dapat digunakan secara strategis dan dapat dilakukan hanya dengan mengolah ukuran, warna, dan posisi sebuah visual. Dua cara preattentive attributes dapat digunakan adalah sebagai berikut.
Preattentive attributes dapat dimanfaatkan untuk membantu mengarahkan perhatian pada fokus utama yang ingin disampaikan.
Atribut ini dapat digunakan untuk membuat hierarki elemen visual yang mengarahkan perhatian pada informasi yang hendak diinformasikan sesuai dengan proses yang diharapkan.
Jika kita menggunakan preattentive attributes secara strategis, audiens jadi mudah melihat dan menemukan dengan cepat apa yang kita ingin mereka cari.
Preattentive attributes sebagai sinyal untuk fokus
Cara terbaik untuk membuktikan kekuatan preattentive attributes adalah dengan mendemonstrasikannya. Gambar di bawah ini menunjukkan sejumlah angka. Berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi Anda untuk menghitung berapa banyak angka enam yang ada dalam rangkaian tersebut?Berapa lama waktu yang telah Anda butuhkan untuk menemukan bahwa angka 6 muncul sepuluh kali. Bahkan Anda mungkin tidak sukses menemukan sepuluh angka tersebut? Namun, apa yang terjadi ketika membuat sebuah perubahan di rangkaian angka seperti berikut.Perhatikan betapa mudah dan cepat kita menemukan berapa banyak angka 6 dalam data di atas menggunakan data yang sama. Tidak dibutuhkan waktu yang lama dan tiba-tiba terdapat sepuluh angka 6 yang dapat dilihat. Preattentive attributes dari contoh kasus ini adalah penggunaan intensitas warna yang membuat angka 6 mencolok dari angka lain. Sehingga, otak kita menangkap secara cepat dan menghitung jumlah angka 6 yang terlihat mencolok daripada yang lain.
Apakah Anda sadar bahwa Anda kemungkinan besar sudah menggunakan konsep preattentive attributes berkali-kali dalam hidup? Konsep preattentive attributes yang sering orang gunakan adalah pada pembuatan sebuah dokumen di mana ada perbedaan pada ukuran nama judul, sub judul, dan paragraf. Ataupun ketika kita menggunakan stabilo pada sebuah buku yang kita baca agar kata atau baris yang penting dapat lebih mudah ditemukan di kemudian hari.Selain itu, ukuran juga memberikan informasi hirarki. Seperti halnya judul dan sub judul, kita mengetahui bahwa informasi sub judul merupakan bagian lebih detail dari judul.Dengan membuat hirarki kita akan memudahkan audiens untuk memisahkan grup informasi yang memiliki korelasi. Seperti halnya pada modul ini kita menggunakan ukuran teks sebagai pembatas dari informasi-informasi pembelajaran. Hal ini juga bisa kita terapkan pada pembuatan presentasi seperti gambar di bawah.Bagaimana? Dengan sedikit memainkan ukuran, warna dan ketebalan kita bisa membuat perbedaan yang cukup signifikan. Coba kamu lihat gambar di bawah sebagai pembanding. Selain warna dan ukuran, masih banyak yang bisa kita lakukan untuk membuat preattentive pada teks.Mungkin pertanyaan selanjutnya adalah kapan kita harus menggunakan salah satu preattentive attributes? Kembali lagi ke audiens. Ketika audiens merupakan orang yang cukup tua atau memiliki penglihatan yang kurang maka perubahan ukuran akan lebih baik. Bila seseorang sulit untuk membedakan warna maka jangan gunakan perbedaan warna sebagai atribut pembeda. Ketika kita memiliki banyak informasi yang penting dalam sebuah teks, maka kita dapat memberikan outline kotak atau mungkin kalian lebih suka untuk melingkari hal yang penting.
Grafik juga memerlukan penanda visual seperti yang sudah dijelaskan pada contoh kasus sebelumnya yang menghitung banyaknya angka 6. Berikut merupakan contoh penerapan preattentive attributes dalam grafik.Grafik di atas terlihat tanpa penanda visual sehingga kita sulit menentukan informasi yang ingin diketahui. Masih ingatkah Anda dengan perbedaan antara exploratory analysis dan explanatory analysis? Gambar di atas dapat membantu dalam proses explanatory analysis. Namun, agar lebih efektif, kita harus memastikan data yang berupa inti utama dari cerita dapat terlihat menarik dan penting. Salah satu caranya adalah penggunaan warna dan teks agar audiens fokus pada hal yang ingin diinformasikan. Contohnya seperti pada ilustrasi di bawah ini.Penyajian di atas menggunakan data dan visual yang sama, tetapi dengan modifikasi fokus dan teks untuk mengarahkan ke bagian utama dari data yang ingin disampaikan. Anda juga dapat menambahkan cerita untuk melengkapi informasi tersebut seperti di bawah ini.Khususnya dalam presentasi langsung, kita bisa lakukan pengulangan visual dengan perbedaan penekanan untuk menyampaikan aspek yang berbeda dari cerita yang sama. Ini merupakan strategi efektif.Dalam preattentive attributes terdapat beberapa atribut yang penting dari sudut pandang strategis ketika memfokuskan perhatian audiens sesuai spesifikasi diskusinya yaitu:
UkuranUkuran relatif berpengaruh untuk menunjukkan tingkat kepentingan. Jika kita menunjukkan berbagai hal yang memiliki kepentingan yang sama, berikan mereka ukuran yang sama. Sebagai alternatif, jika terdapat satu hal penting maka manfaatkan ukuran dan membuatnya menjadi lebih besar.
WarnaKetika digunakan secara bijak, warna merupakan salah satu alat paling ampuh untuk menarik perhatian. Hindari keinginan untuk menggunakan warna hanya karena ingin terlihat meriah atau warna warni semata. Gunakan warna secara selektif sebagai sebuah alat strategis untuk menekankan bagian penting dari visual yang dibuat. Gambar di sebelah kiri walaupun terlihat meriah namun tidak seefektif gambar sebelah kanan.
PosisiKetika kita membuat sebuah visual, maka kita harus bijak dalam memilih posisi. Umumnya kita membaca dari kiri ke kanan seperti gambar di bawah ini. Tapi bagaimana dengan orang yang berasal dari Arab? Mungkin orang tersebut lebih terbiasa melihat dari kanan ke kiri. Kita harus menyesuaikan dengan cara audiens membaca. Hal tersebut akan bermanfaat untuk kita menentukan struktur dari visualisasi.