Bayangkan sebuah halaman kosong atau layar kosong. Kemudian tambahkan satu elemen visual dan minta orang lain untuk menjelaskan apa yang dia dapat tangkap dari elemen tersebut. Selanjutnya tambahkan satu elemen baru, kemudian minta orang lain untuk menjelaskan kedua elemen yang ada. Lakukan berulang-ulang. Semakin lama Anda akan menyadari bahwa semakin banyak elemen yang ditambahkan, semakin banyak pula bagian yang akan dilewatkan oleh audiens. Hal ini karena tiap elemen yang Anda tambahkan ke halaman atau layar tersebut pasti memerlukan waktu dipahami. Namun, untuk memahami dan memproses setiap elemen dibutuhkan kekuatan otak. Sedangkan kemampuan setiap orang itu terbatas. Oleh karena itu, semakin banyak elemen berarti semakin tidak efektif kita dalam menyampaikan sebuah visualisasi data. Agar audiens dapat dengan efektif mengerti visual yang diberikan, maka Anda perlu membuat elemen visual terlihat rapi. Secara umum, identifikasilah dan hapuslah elemen yang kurang efektif.
Apa itu beban kognitif? Sederhananya, usaha mental yang harus dilakukan untuk dapat memproses dan mempelajari informasi. Ketika kita meminta komputer untuk melakukan pekerjaan, kita mengandalkan kekuatan pemrosesan komputer. Hal serupa juga terjadi pada manusia. Ketika kita meminta audiens untuk menyerap informasi, kita mengandalkan pola berpikir mereka untuk memproses hal tersebut. Ini disebut dengan beban kognitif. Harus dimengerti bahwa otak manusia memiliki kekuatan untuk pemrosesan yang terbatas. Sebagai orang yang membuat visualisasi data, kita harus membuat audiens mudah memahami data yang kita sampaikan. Jika audiens membutuhkan waktu lama untuk memahami data yang kita sampaikan, maka kita harus memperbaiki persepsi visual data yang kita buat.Salah satu hal penting yang mempengaruhi beban kognitif adalah usaha dari audiens untuk mencerna informasi. Jika audiens merasa tidak percaya diri dalam mencerna visual yang Anda berikan, maka akan semakin besar bebannya. Hal sama bisa terjadi jika audiens tidak percaya dengan informasi yang Anda berikan. Ketidakpercayaan tersebut akan menjadi halangan bagi mereka untuk mencoba memahami data dengan cepat.
Salah satu penyebab utama yang menimbulkan cognitive load yang berlebihan adalah sebuah kerumitan atau disebut juga dengan clutter. Clutter merupakan elemen visual yang tidak menambah pemahaman. Terdapat alasan sederhana mengapa kita berusaha untuk mereduksinya. Mungkin tanpa kita sadari sebuah clutter dalam komunikasi visual dapat menyebabkan informasi kurang ideal sehingga berdampak pada pengalaman tidak nyaman bagi audiens saat membacanya. Ketika visual terlihat rumit, kita membuat audiens membuang banyak waktu untuk memahami tampilan data. Sehingga kita dapat kehilangan kesempatan menyampaikan informasi pada audiens dengan efektif.